KAJIAN PEMBELAJARAN BAHASA

0 Comments

Pengantar
Sebenarnya pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan pembelajaran sastra Karen sastra adalah kreativitas senni yang menggunakan bahasa sebagai wadah pewujudannya naman dalam kesempatan ini mengenai kajian pembelajaran sastra tidak disinggung dulu, barangkali pada kesempatan lain bersama dengan kajian sastra pada umumnya mengenai kajian pembelajaran sastra ini akan dibicarakan.
Tujuan utama kajian pembelajaran adalah untuk mmengetahui hasil pembelajaran itu mengetahui kekurangan – kekurangan dalam metode dan teknik pembelajaran, untuk kemudian mengatasinya demi tercapainya hasil pembelajaran yang lebih baik oleh karena itu objek atau materi yang dikaji meliputi mulai dari metode yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar – mengajar terhadap hasil belajar perbandingan hasil belajar melalui 2 metode belajar yang berbeda penggaruh suatu aspek terhadap hasil belajar, hubungan antara 2 hasil kegiatan belajar dan sebagainya.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam belajar, faktor2 itu antara lain adalah :
1.     Kualitas guru
2.     Kurikulum
3.     Bahan ajar
4.     Minat dan motivasi siswa
5.     Tingkat intelegensi siswa
6.     Sarana dan fasilitas belajar
7.     Lingkungan sekolah
8.     Perhatian orang tua
9.     LaPtar belakang social budaya
10.                         Lingkungan tempat tinggal[1]
Topic – topic kajian
Berdasarkan faktor – faktor tersebut kita dapat menentukan topic – topic kajian mengenai pemelajaran bahasa. Berikut didaftarkan sejumlah contoh masalah:
1.     Masalah penggunaan metode tertentu dalam pengajaran bahasa
2.      Masalah pengaruh lingkungan belajar dengan hasil belajar bahasa
3.     Masalah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa
4.     Masalah pengaruh bahasa ibu terhadap hasil belajar bahasa
5.     Masalah hubungan antara minat baca dengan kemampuan menulis narasi
6.     Masalah hubungan antara kemampuan kosakata dengan kemampuan menulis narasi
7.     Masalah hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis deskriptif
8.     Masalah hubungan antara kemampuan berbicara denagn kemampuan menulis deskriptif
9.     Masalah hubugan antara kemampuan menyimak dengan kemampuan bicara
10.                        Masalah hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis argumentasi
11.                        Masalah interferensi Fonologi bahasa ibu dalam berbicara bhs.indonesia
12.                        Masalah pengaruh latihan menyimak terhadap pemahaman wacana
13.                        Masalah interferensi gramatika bahasa ibu dalam mengarang argumentasi
14.                        Perbedaan hasil belajar kalimat langsung dan tidak langsung dengan ternik latihan lisan dan dengan teknik latihan tertulis
15.                        Kemampuan berbahasa Indonesia murud kelals lima sekolah dasar
16.                        Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi
17.                        Hubungan antara minat baca dan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis narasi

Rumusan masalah
Contoh masalah – masalah yang disebutkan diatas masih brsifat umum dan luas untuk dapat dikaji dengan baik masalah itu perlu disempi,antara lain dengan menyebut yang dikaji,tempat kajian,dan lain sebagainya. Umpamanya masalah nomer 12,14  dan 16 dapat dilengkapi menjadi sebagai berikut :
(12a).  pengaruh latihan menyimak terhadapa pemahaman wacana siswa kelas II            SLTPN 236 Jakarta timur.
(14a). Perbedaan hasil belajar kalimat langsung dan tidak langsung dengan teknik latihan lisan dan dengan teknik latihan tulisan di kelas I SLTPN 100 Jakarta barat.
(16a). Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas II SMA 92 Jakarta timur.
Kemudian masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya. Misalnya, masalah (12a) menjadi (12b), masalah (14a) menjadi (14b) dan masalah (16a) menjadi (16b).
(12b), bagaimana pengaruh latihan menyimak terhadap pemahaman wacana siswa kelas II SLTPN 236 Jakarta timur.
(14a).apakah ada Perbedaan hasil belajar kalimat langsung dan tidak langsung dengan teknik latihan lisan dan dengan teknik latihan tulisan di kelas I SLTPN 100 Jakarta barat
(16a).Adakah  Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas II SMA 92 Jakarta timur.

Sebelum masalah dirumuskan, sebenarnya perlu dikemukakan dulu mengapa masalah tersebut layak diteliti. Umpamanya untuk masalah (12b), misalnya katakanlah bahwa selama ini siswa kelas II SLTPN se-Jakarta timur kurang mampu dalam memahami bacaa (wacana) dalam pelajaran bahasa Indonesia. Maka disini akan dicoba member latihan meyimak bacaan dalam porsi yang cukup. Hasilnya apakah ada peningkatan kemampuan memahami isi wacana itu atau tidak. Kalau  hasilnya “YA” maka teknik itu akan diteruskan. Kalau hasilya “TIDAK” maka akan dicari cara lain atau teknik lain. Untuk masalah (14b),misalnya,katakanlah pengajaran mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung atau kebalikannya mengubah kalimat tidak langsung menjadi kalimat langsung sanagt sukar diserapoleh siswa kelas I SLTPN di Jakarta barat. Untuk memperbaikinya akan dicoba teknik member latihan secara lisan, dan dikelas lain digunakan teknik memberi tertulis. Kalau terdapat perbedaan hasil maka teknik yang member hasil lebih baik akan disarankan untuk terus digunakan untuk masalah(16b),katakanlah misalnya pelajaran menulis argumentasi itu penting. Nah, disini ingin diketahui , adakah sumbangan variable kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat bagi hasil pelajaran menulis argumentasi itu. Kalau hasilnya “YA” maka kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat perlu ditingkatkan dulu, sebelum pelajaran menulis karangan argumentasi.[2]
Kajian Teori dan Kerangka Teori
Setelah masalah dirimusknan maka perlu dilakukan kajian teori yang berkenaaan dengan masalah atau variable yang dikaji itu unntuk masalah (12b),misalnya perlu dikemukakan teori tentang menyimak dan tentang pemahaman wacana. Untuk masalah (14b) perlu dikemukakan teori tentang apa yang dimaksud dengan hasil belajar, apa yang dimaksud dengan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung bagaimana struktur kedua macam kalimat itu bagaimana kita harus mengubah struktur kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung ; dan bagaimana pula sebaliknya. Selanjutnya mengenai apa yang dimaksud dengan teknik latihan dan teknik latihan tertulis. Untuk masalah (16b) perlu diajukan teori mengenai apa yang dimaksud dengan kemampuan bernalar, penguasaan steruktur kalimat ; dan apa yang dimaksud dengan karangan argumentasi, apa bedanya dengan karanagn jenis lain (narasi,persuai,dan deskripsi).
Teori hendaknya diambil dari sumber  (buku,jurnal,Dll) yang terbaru, dan sudah seharusnya dari pakar yang ahli dibidangnya. Teori lama (buku lama) boleh saja digunakan kalau belum ada teori baru yang  “membatalkan” teori lama itu. Keterangan dari kamus umum jangan digunakan sebagai acuan teori karena kamus hanya menjelaskan makna kata; kecuali,barangkali,kamus istilah dalam bidang yang dikaji.
Kajian teori dilanjutkan dengan uraian mengenai kerangka konsep. Kerangka konsep ini merupakan kesumpulan dari kerangka teori yang bisa digunakan untuk menganalisis atau mengukur data penelitian.

Pengajuan Hipotesis
Seperti sudah dikemukakan pada Bab II, hipotesis disusun berdasarkan kerangka teori. Hipotesis hanya terdapat dalam kajian kuantitatif atau yang menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan penghitungan statistik. Kajian yang mencari hubungan antara 2 variable atau lebih, kajian yang mempersoalnkan adanya pengaruh atau yang membicarakan adanya perbedaan tentu memiliki hipotesis. Hipotesis akan mengarahkan kerja analisis data selanjutnya. Hipotesis ini bisa mengarahkan jawaban ke arah positif atau kea rah netral. Umpamanya untuk masalah (12b) Hipotesis dapat berbunyi:
1.     Ada pengaruh latihan menyimak terhadap pemahaman wacana siswa kelas II SLTPN 236, Jakarta timur.
2.     Tidak ada pengaruh latihan menyimak terhadap pemahaman wacana siswa kelas II SLTPN 236, Jakarta timur.
  
  Untuk masalah (14b)hipotesis dapat berbunyi sebagai:
1.     Ada perbedaan hasil belajar kalimat langsung dan tidak langsung dengan teknik latihan lisan dan dengan teknik latihan tulisan di kelas I SLTPN 100 Jakarta barat.
2.     Tidak ada perbedaan hasil belajar kalimat langsung dan tidak langsung dengan teknik latihan lisan dan dengan teknik latihan tulisan di kelas I SLTPN 100 Jakarta barat.

   Untuk mmasalah (16b) yang menghubungkan tiga buah variable hipotesisnya dapat disusun sebagai berikut:
1.     Ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
2.     Ada hubungan antara penguasa struktur kalimat dengan kemampuan memiliki karangan argumentasi.
3.     Ada hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan menulis karangan argumentasi.

    Lalu,hipotesis kebalikannya (hipotesis nol) adalah:
1.     Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
2.     Tidak ada hubungan antara penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumenntasi.
3.     Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.

Hipotesis kelompok pertama yang mengarah kepada ada pengaruh,ada perbedaan atau ada hubungan lazim disebut hipotesis penelitian HP dan hipotesis kelompok kedua yang mengarah pada tidak ada pengaruh, tidak ada perbedaan,atau tidak ada hubungan disebut hipotesis nol.

Metodelogi Penelitian
Metodologi penelitian berkenaan dengan masalah tujua penelitian,metode yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample (atau objek penelitian) variable penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Tujuan penelitian, menyebutkan apa yang diharapkan dari penelitian itu. Umpamanya untuk masalah (12b) tujuan penelitiannya adalah mengetahui pengaruh latihan menyimak terhadap pemahaman wacana siswa SLTP 236, Jakarta timur. Untuk masalah (14b) tujuan penelitiannya adalah mengetahui perbedaan hasil belajar kalimat langsung antara yang menggunakan teknik latihan lisan dan yang menggunakan teknik latihan tulisan. Sedangkan untuk masalah (16b) tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui adanya hubungan kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi. Dapat juga masalah (16b) itu diperinci tujuannya menjadi:
a.     Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi
b.     Mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan struktur kaliamat dengan kemampuan menulis argumentasi.
c.      Mengetahui ada tidaknya hubungam antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
Kita lihat, tujuan (a) mengenai hubungan variable kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi; tujuan (b) mengenai hubungan variable penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karanagan argumentasi; dan tujuan (c) mengenai penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
Metode penelitian, menyebutkan metode apa yang digunakan dalam kajian itu. Masalah (12b), misalnya, menggunakan metode eksperimen dan analisis statistik ; masalah (14b) menggunakan metode eksperimen dan analisis statistik; sedangkan untuk masalah (16b) menggunakkan metode survey dengan teknik korelasi.
Tempat dan  waktu, menyebutkan tempat penelitian dilakukan dan waktu penelitian dikerjakan. Tempat dan waktu ini biasanya telah disebutkan pada judul kalian, misalnya, untuk masalah (16b) tempatnya adalah di SMA 92, pondok kelapa, Jakarta timur, dan waktunya smester pertama tahun ajaran 2004 – 2005.
Populasi dan sample, menyebutkan keseluruhan subyek penelitian, serta jumlah subyek yang di jadikan percontohan penelitian, umpamanya, untuk masalah (16b) populasinya adalah semua siswa kelas II SMA 92,Jakarta timur; sedangkan samplenya sejumlah siswa kelas II SMA 92, Jakarta timur yang dipilih dengan cara tertentu. Perlu diperhatikn sample yang dipilih haruslah bisa mewakili keseluruhan populasi, artinya, sifat – sifat dan keadaan populasi harus ada pada sample tersebut.
Variable penelitian menyebutkan hal – hal yang akan dikaji umpamanya untuk masalah (16b) variablenya ada tiga, yaitu:
1.     Kemampuan bernalar, sebagai variable bebas pertama
2.     Penguasaan struktur kalimat, sebagai variable bebas kedua
3.     Meampuan menulis karanagan argumentasi sebagai variable terikat
Instrument penelitian, menyebutkan alat apa yang digunakan untuk menambil data. Untuk masalah (16b) diatas instrumennya adalah:
1.     Tes kemampuan bernalar
2.     Tes penguasaan struktur kalimat
3.     Tes kemampuan menulis karangan argumentasi
Instrument itu harus disusun dengan baik; dan sebelum digunakan harus diuji coba dulu kebenarannya dan keterandalannya agar data yang diperoleh betul – betul data yang diharapkan setelah data terkumpul baru dilakukan analisis.
Analisis data
Andai saja data yang untuk masalah (16b) adalah berupa angka sabagai berikut. Skor nilai kemampuan bernalar (X1) penguasaan struktur kalimat (X2) dan kemampuan menulis argumentasi (Y).

NO
X1
X2
Y
1
24
16
20
2
31
20
25
3
23
18
20
4
23
18
25
5
32
25
18
6
27
18
22
7
25
26
27
8
33
23
21
9
25
21
26
10
32
21
26
11
26
24
20
12
27
20
21
13
31
24
25
14
26
20
20
15
27
20
20
16
31
22
25
17
26
20
18
18
27
28
20
19
32
18
24
20
28
19
24
21
28
24
27
22
29
19
22
23
30
19
18
24
32
25
20
25
29
18
23
26
29
20
23
27
29
22
25
28
30
24
21
29
30
24
25
30
31
21
23
31
24
21
24
32
31
22
25
33
31
14
20
34
32
26
19
35
32
21
25
36
31
28
18
37
28
14
26
38
31
27
23
39
23
21
28
40
32
18
25
41
28
21
27
42
33
23
19
43
35
22
18
Jumlah
1244
915
971




Apa yang harus kita lakukan terhadap data itu, untuk menguji ketiga hipotesis yang diajukan? Pertama, mendeskripsikan ketiga skor itu mulai dari (X1) dan (X2) yang merupakan variable bebas, lalu (Y) yang merupakan variable terikat.[3]





  Daftar Pusaka
Chair Abdul, Kajian Bahasa: struktur internal,pemakaian,dan pembelajaran, PT RINEKA CIPTA, Jakarta. Cetakan Kedua Oktober 2013.



[1] Abdul Chaer,Kajian Bahasa;struktur internal,pemakaian,dan pembelajaran,Hal. 153
[2] Abdul Chaer,Kajian Bahasa;struktur internal,pemakaian,dan pembelajaran,Hal. 157
[3] Abdul Chaer,Kajian Bahasa;struktur internal,pemakaian,dan pembelajaran,Hal. 161

Intelektual Muslim

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: